Page 5 - Edisi No.07 | SUARAMIGRAN.com
P. 5

MINGGU KE-IV    AGUSTUS 2022   5



           Melayani dan Melindungi Dengan Nurani                                        EDITORIAL



                    Grafik Perbandingan Penempatan PMI Formal    negara. Kesempatan kerja yang terbuka luas di negara-
                   dan Nonformal (dalam ribuan dan persentase),   negara penempatan terutama bagi jenis pekerjaan yang
                          tahun 2015 sampai dengan tahun 2020.  tidak membutuhkan keterampilan tertentu, seperti pekerja
                                                               domestik/jasa perseorangan (asisten rumah tangga),

                                                               peladang/sektor perkebunan, dan sektor bangunan, dimana
                                                               pekerjaan tersebut relatif sulit didapatkan di negara/
                                                               daerah asal mereka, dan bilamana peluang kerja untuk
                                                               pekerjaan tersebut ada, upah yang diterima jauh lebih kecil
                                                               dibandingkan bekerja di luar negeri.
                                                                            Grafik Penempatan Pekerja Migran Indonesia
                                                                         Berdasarkan Tingkat Pendidikan (2015 s.d. 2020)












                  Sumber: SiskoP2MI, BP2MI, 2021, data telah diolah kembali
        Dari perspektif ekonomi, pendorong pekerja migran
        bermigrasi karena adanya perbedaan kemajuan pembangunan
        dan pertumbuhan ekonomi satu daerah atau negara. Pekerja
        migran rerata berasal dari daerah atau negara dengan tenaga       Sumber: SiskoP2MI, BP2MI, 2021, data telah diolah kembali
        kerja melimpah dan tingkat penghasilan rendah ke negara
        yang mengalami defisit tenaga kerja dengan upah lebih baik   Secara umum, pekerja migran dari Indonesia didominasi
        (Bandiono dan Alihar, 1999). Dengan demikian, migrasi menjadi   tingkat menengah ke bawah (SD s.d. SMU) dimana angkanya
        salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan lebih tinggi   mencapai 72% dari total jumlah pekerja migran dilihat dari
        sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan   segi tingkat pendidikan, dibandingkan dengan tenaga kerja
        pekerja migran dan keluarganya serta menjadi bagian    ke luar negeri yang berlatarbelakang pendidikan diploma,
        dari strategi untuk keluar dari tekanan ekonomi di daerah   sarjana, maupun pasca sarjana. Oleh karenanya, wajar
        asalnya. Dalam konteks lebih makro, bermigrasi merupakan   bilamana pemerintah mengambil kebijakan mendorong
        pertimbangan rasionalitas atas dasar pilihan ekonomi para   migrasi internasional, karena strategi ini menjadi cara atau
        pekerja migran (Todaro, 2000).                         strategi instan untuk mengurangi pengangguran penduduk,

        Pemicu tingginya orang untuk bekerja sebagai migran    khususnya untuk tingkat pendidikan yang rendah yang pada
        lebih banyak didorong oleh faktor kemiskinan dan sulitnya   umumnya bermukim di perdesaan. Dibandingkan dengan
        lapangan kerja di daerah asal pekerja migran. Keputusan   bekerja di sektor pertanian ataupun sektor padat karya,
        individu memilih bekerja sebagai pekerja migran di luar   dengan upah yang ditawarkan dengan menjadi pekerja
        negeri menjadi pilihan rasional bagi penduduk yang     migran yang cenderung jauh lebih tinggi di sektor-sektor
        bermukim di daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan    pekerjaan nonformal serta tidak membutuhkan keahlian dan
        tinggi. Kondisi kemiskinan di daerah asal inilah yang   pendidikan yang tinggi, menjadi peluang besar bagi para
        menjadi faktor pendorong memotivasi para calon pekerja   calon pekerja dari Indonesia. Harapan penduduk terutama
        migran untuk memperbaiki nasib merantau ke berbagai    dari perdesaan yang mayoritas menjadi pekerja migran
        negara, terutama di negara-negara Timur Tengah yang    (kantong pekerja migran), setelah melakukan migrasi ke luar
        kemudian trennya beralih ke kawasan Asia. Selain itu, upah   negeri mereka dapat mengubah kehidupannya menjadi
        yang lebih tinggi di negara penempatan dibandingkan    lebih baik.(bersambung)
        di daerah asal untuk jenis pekerjaan yang sama menjadi                                *) tulisan ini merupakan opini
        faktor penarik mengalirnya para pekerja migran ke berbagai                            pribadi, tidak mewakili BP2MI
                                                               Banyak faktor produksi yang memengaruhi laju  sebagai lembaga
        ² Sektor formal yang dimaksud adalah pekerja migran yang bekerja pada pemberi kerja berbadan hukum, sedangkan sektor informal adalah pekerja migran
        yang bekerja pada pemberi kerja perseorangan.
                                                www.suaramigran.com
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10