JAKARTA – Kerja cepat dan terukur konsisten dicontohkan Benny Rhamdani, selaku Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Meski dalam situasi libur berkantor, Sabtu (14/8/2021), Benny tetap turun melakukan penggerebakan dan berhasil mengamankan anak-anak bangsa Indonesia yang rencananya diselundupkan ke Singapura sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) ilegal.
Benny memimpin timnya menuju Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 16.30, tanpa basa-basi target menggagalkan pengiriman pekerja migran Indonesia ilegal itu berbuah manis. Hasilnya sekitar 19 orang calon PMI diamankan di Selter kantor UPT BP2MI Jakarta. Kepada sejumlah media, Benny mengatakan kerja tersebut bukan pertama kalinya dilakukan.
‘’Sudah kesekian kali kami, BP2MI mengamankan pengiriman pekerja migran ilegal ke Luar Negeri. Jalur dan cara-cara kotor ini sungguh membahayakan. Kasihan, banyak PMI kita yang meninggal dikarenakan mereka berangkatnya tidak resmi. Padahal Negara memfasilitasi keberangkatan mereka. Ini bukan kali pertama, telah beberapa kali kami berhasil membatalkan keberangkatan para PMI ilegal,’’ ujar Benny, mantan Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara 3 periode itu.
Menurut Benny para calon PMI yang diamankan tersebut akan diberi pembinaan dan dikarantina selama 2 minggu. Lalu kemudian diantar balik ke kampung halaman mereka masing-masing. Tidak hanya berasal dari 1 Provinsi atau Kabupaten/Kota saja, mereka calon PMI ini berdasarkan data BP2MI tersebar dari beberapa daerah, termasuk dari Minahasa Tenggara (Mitra) Provinsi Sulawesi Utara.
‘’Mereka dikarantina selama 14 hari, kita kasih makan dan mengurus dengan baik. Pokoknya aman, sembari BP2MI juga akan memberikan pembinaan, mengedukasi agar mereka yang mencari nafkah ke Luar Negara bisa mengikuti jalur resmi pemerintah yakni melalui BP2MI. Ironis ya, kalau pengiriman ilegal ini tidak dideteksi dan dihentikan, maka nasib PMI ilegal akan sukar terlindungi oleh Negara,’’ kata Benny, Sabtu (14/8/2021) yang juga membenarkan salah satu calon PMI yang akan diberangkatkan berasal dari Kabupaten Minahasa Tenggara.
Kepala BP2MI Pusat yang dikenal akrab dengan staf dan jajarannya itu menuturkan bahwa pihaknya juga akan menyiapkan biaya transport untuk pemulangan para calon PMI. Dengan anggaran yang tergolong kecil, hal itu tidak membuat Benny dan lembaga yang dipimpinnya berdiam diri apatis dengan kerja memberantas para sindikat pengiriman PMI ilegal.
‘’Dalam sistem kami jelas, semua PMI yang resmi diberangkatkan ke Negara penempatan diberikan perlindungan, kemudian transparan identitasnya tercatat. Bukan main sembunyi-sembunyi diberangkatkan. Kami sudah mengantongi perusahaan yang disinyalir terlibat dalam pengiriman PMI ilegal ini, tentu kita akan tindak tegas. Mereka yang kita karantina di Selter akan dipulangkan, ya kita antar ke rumah mereka masing-masing. Selain tiket ditanggung BP2MI, kami juga menyediakan atau membantu uang kepada mereka untuk modal usaha,’’ ujar Benny tegas.
Politisi yang juga pimpinan Komite I DPD RI periode 2014-2019 ini menilai pihaknya akan terus bergerak memangkas dan memberantas praktek pengiriman PMI ilegal. Benny juga berharap koordinasi lintas kelembagaan terus ditingkatkan, bagaimanapun, tambah Benny melawan mafia PMI bukan pekerjaan mudah yang hanya dilimpahkan tanggung jawabnya ke PMI.
‘’Artinya memberantas para bandit atau mafia pengiriman pekerja migran illegal ini pekerjaan bersama. BP2MI sebagai leading sectornya, lalu koordinasi yang kami lakukan dengan lembaga-lembaga terkait saya harap direspon dengan baik pula. Agar apa?, agar Negara benar-benar hadir membantu rakyatnya. Kemudian, para penjahat mafia pengiriman PMI ilegal ini dapat diberantas. Saya berkali-kali menyampaikan bahwa Negara tidak boleh kalah dengan para mafia,’’ tutur Benny menutup. (*/Amas)