Kloter Kelima Pelepasan PMI Korea, Benny Rhamdani Titipkan Pesan Penting
SUARAMIGRAN, JAKARTA – Kembali lagi pemerintah Republik Indonesia melepas Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk bekerja ke Luar Negeri. Selasa, (11/1/2022), melalui Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), pemerintah Jokowi-KH Ma’ruf Amin melepas 40 Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang kemudian berstatus sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Hal itu seperti disampaikan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, saat pelepasan PMI untuk program G to G ke Korea Selatan yang bertempat di Wisma Hijau Kota Depok. Menurut Benny, pemerintah pemerintah terhadap warga VVIP, sangat menjadi prioritas.
“Hari ini kita melepas 40 Pekerja Migran Indonesia. Insya Allah kalian bisa tiba di Korea Selatan dengan sehat wal’afiat. Pemerintah melalui BP2MI berkomitmen menempatkan PMI sebagai warga VVIP tidaklah main-main. Bahkan sampai ada sinisme dan kecemburuan yang muncul, terkait itu. Dimana sebagian kelompok, oknum menilai BP2MI terlalu mengistimewakan PMI. Tetapi itulah komitmen pemerintah yang wajib diwujudkan. Kita memposisikan PMI sebagai warga negara Indonesia yang layak dihormati,” ujar Benny, Selasa, (11/1/2022).
Dimana atas kontribusi PMI, tambah Benny membuat pendapatan atau pemasukan negara bertambah. PMI menjadi pemberi pemasukan devisa terbesar kedua bagi negara, menurut Benny harus dilihat sebagai sesuatu hal yang luar biasa. Sehingga demikian, layak negara memperlakukan PMI secara mulia.
“Tidak harus ada perlakuan seimbang. Dimana dari PMI, negara mendapatkan masukan Devisa terbesar kedua. Ini luar biasa, itu sebabnya PMI wajib diperlakukan istimewa. Jangan meremehkan, apalagi mengabaikan kontribusi PMI. Mereka adalah Pahlawan Devisa,” tutur Benny dalam pelepasan PMI Korsel kloter kelima ini.
Benny secara transparan memaparkan sejumlah ekspektasinya untuk berbuat lebih banyak lagi terhadap PMI. Dari sisi fasilitas menurutnya harus perlu terus ditingkatkan. Pelindungan dan penataan penempatan bagi PMI mesti perlu diperhatikan secara serius. Dimana saat ini, perbaikan masih terus dilakukan.
“Banyak mimpi saya di tahun penempatan PMI ini (tahun 2022), belum terwujud. Walau begitu, pelan-pelan akan dicicil tunaikan. Dikarenakan kita terbatas secara anggaran. Saya berdoa berharap agar Wakil Rakyat kita tergugah hatinya untuk memperhatikan ini. Kasihan, demi kepentingan PMI perbaikan sarana prasarana dilakukan. Edukasi kami lakukan terus-menerus di tengah keterbatasan anggaran. Kiranya kedepan, dari aspek penganggaran dapat diperhatikan. Kalau disesuaian dengan nurani saya, bukan sekedar KTA dan KUR programnya. Digratiskan untuk semua urusan penempatan PMI wajid dilakukan, tapi apa boleh buat yang diusulkan BP2MI, tidak sepenuhnya disetujui DPR RI, melalui Komisi IX,” tutur Benny, Kepala BP2MI pertama tersebut.
Tambah Benny juga meyakinkan para PMI agar tetap optimis bahwa kemampuan akan menjadi bagian utama untuk diperhatikan pemerintah. Lalu, pungutan dan praktek jahiliyah akan ditertibkan, ditiadakan. Benny pun berpesan agar PMI yang akan diberangkatkan malam ini agar tetap beribadah, berdoa dan bekerja. Mengingat kebaikan orang-orang terkasih mereka. Sehingga dapat meminimalisir mereka dari perbuatan yang tidak diharapkan terjadi.
“Dalam keterbatasan itu, saya yakinkan kepada kalian semua (PMI), bahwa BP2MI akan berusaha bekerja maksimal. Melindungi PMI dari ujung rambut sampai ujung kaki. Memperbaiki segala kelemahan pelayanan. Memantapkan fasilitas, meluncurkan program unggulan untuk PMI. Saya tentu merindukan PMI setelah kembali dari negara penempatan bisa mandiri. Jadi pengusaha, atau berusaha meningkatkan taraf perekonomiannya,” kata Benny menutup. (Redaksi).