Melayani & Melindungi Dengan Nurani

Ayo Tangkap Peluang Kerja di Luar Negeri !

BP2MI Tekan Kerja Sama dengan Enam Yayasan dan Lima Institusi Pendidikan di Bandung

1,760

Bandung – Peluang kerja di luar negeri terbuka lebar untuk pekerja asal Indonesia. Setidaknya beberapa negara seperti Jepang, Korea dan Jerman yang memerlukan pekerja Indonesia.

Ketiga negara tersebut memiliki undang-undang perlindungan warga negara asing yang baik, memiliki tingkat standar gaji yang tinggi sehingga menjamin keselamatan dan juga kesejahteraan para PMI di sana.

Menangkap peluang itu, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) merangkul sejumlah yayasan dan institusi pendidikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama (PKS).

- Advertisement -

Nota kesepahamanan dan PKS ini berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 untuk menyiapkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terampil dan profesional.

Ada enam yayasan dan lima institusi pendidikan yang menandatangani nota kesepahamanan dan PKS dengan BP2MI di Ballroom Hotel Trans Luxury Bandung, Kamis (16/9/2021). Enam yayasan tersebut adalah LPPI Bandung, Perguruan Teknik Nasional, Ganesha Guru Nusantara, Widya Dharma Santi,

Runata dan Amal Salam Pancasila. Sementara lima institusi pendidikan yaitu ITB STIKOM Bali, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Politeknik Nasional Denpasar, Politeknik Ganesha, dan STIE BIITM.

Penandatanganan kerja sama ini menurut Kepala BP2MI, Benny Rhamdani sebagai wujud kolaborasi institusi yang dipimpinnya dengan seluruh pihak untuk menangkap peluang kerja di luar negeri bagi PMI.
“Ya, saat ini banyak peluang kerja luar terbuka yang ada di depan mata kita. Peluang kerja yang tinggi ini sebagai efek domino pandemi Covid-19. Jika momen ini kita tangkap, maka dapat menjadi solusi bagi masalah pengangguran di dalam negeri sekaligus dapat menjadi proses recovery keuangan bangsa Indonesia,” kata Benny seperti dilansir dari Tribunnews.Com

Bagi Benny, kerja sama ini sebagai langkah untuk menyiapkan PMI terampil profesional. PMI yang punya skil dan daya saing tinggi akan sangat dibutuhkan, termasuk di Jepang, Korea dan Jerman.

“Rata-rata penempatan program G to G, yaitu ke Korea dari sebelum masa pandemi Covid-19 sebanyak 6.921 (2018) dan 6.201 (2019), sedangkan penempatan ke Jepang tahun lalu tercatat 641 PMI, penempatan ke Korea dan Jepang pada skema G to G ini memiliki prospek yang luar biasa,” ujar mantan senator ini.

- Advertisement -

Beberapa jenis pekerjaan seperti perawat dan caregiver (pengasuh lansia) dan pada sektor-sektor manufaktur menurut Benny memiliki gaji yang cukup besar, yakni mencapai 22 juta sampai 30 juta dengan kontrak kerja sampai dengan 5 tahun.

“Ada juga kuota bagi PMI di Jepang sebanyak 70.0000. Mari kita manfaatkan semua itu,” ucapnya.

Mengenai ruang lingkup pekerjaan, Benny menyebut kegiatan penelitian di berbagai bidang sebagai bentuk pengembangan kompetensi Sumber Daya Manusia, peningkatan SDM melalui program pendidikan dan pelatihan, hingga peningkatan SDM Mahasiswa melalui program magang bersertifikat di Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Ada pula diseminasi informasi kepada Calon Pekerja Migran Indonesia dan/atau Pekerja Migran Indonesia terkait dengan peluang kerja di negara tujuan penempatan dan program pendidikan tinggi di Lembaga Pendidikan, peningkatan jenjang pendidikan formal bagi CPMI/PMI di negara tujuan penempatan, dan fasilitasi Training of Trainer (ToT) bidang Teknologi Informasi dan Desain Multimedia kepada instruktur Orientasi Pra Pemberangkatan (OPP) dan pegawai.

Benny mengaku BP2MI tak bisa bekerja sendiri. Itu sebabnya diperlukan kolaborasi dan sinergi dalam hal penempatan PMI yang terampil profesional, dengan menyediakan peningkatan keterampilan bahasa, dan kualifikasi kompetensi.

“Ayo kita tangkap peluang kerja yang ada,” kata Benny mengajak.

Kerja sama ini diapresiasi dan disambut baik oleh enam yayasan dan lima institusi. Mereka siap memanfaatkan peluang yang ada.

“Tujuan kami sejalan dengan BP2MI untuk meningkatkan SDM dan peningkatan kesejahteraan pekerja Indonesia. Kami juga telah mengembangkan program kuliah sambil magang di luar negeri. Dengan kerja sama ini, kami harap kendala magang di luar negeri bisa terselesaikan,” kata Dadang Hermawan dari ITB Stikom Bali. (alex mellese)

Tinggalkan Balasan