Jakarta – Persepsi publik terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) sering miring dan keliru. Mereka dipandang pekerja rendahan dan identik dengan masalah.
Cara pandang yang keliru tersebut mau diubah dan diluruskan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani. Mantan anggota DPD RI itu justru kumpulan orang-orang terhormat, pejuang keluarga dan pahlawan devisa.
Setiap tahun PMI yang bekerja di sejumlah negara menyumbang devisa cukup besar dalam bentuk remiten ratusan triliuan rupiah. Sumbangan devisa itu menjadi gaji dan fasilitas yang dinikmati aparatur negara.
“Maka itu sangat pantas kalau PMI diperlakukan dan disebut sebagai warga negara very very important person atau VVIP. Mereka layak mendapat pelayanan dan perlindungan yang prioritas dari negara,” kata Benny kepada suara migran di Jakarta, Sabtu (18/9/2021).
Sebagai warga negara VVIP, BP2MI bekerja sama dengan PT Angkasa Pura memberikan lima fasilitas khusus bagi PMI di Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Lima fasilitas khusus yang disediakan tersebut sudah diresmikan Menteri BUMN Erick Thohir dan Benny Rhamdani.
Fasilitas ini menurut Erick merupakan hasil kerja sama berbagai instansi untuk menghadirkan layanan terbaik bagi pahlawan devisa. “Kita bisa memperlihatkan bahwa bangsa kita naik kelas. Semua ini bisa dilakukan selama kita berani bermimpi dan berani mengeksekusi,” ujar Erick.
Apa saja lima fasilitas khusus buat PMI itu? Pertama, fasilitas jalur khusus (fast track special lane) keimigrasian untuk mendukung kelancaran kepulangan PMI.
Selama ini special lane hanya tersedia bagi pemegang paspor diplomatik, kru pesawat, dan penumpang pesawat di kelas bisnis dan first class.
“Saya kira ini bentuk penghormatan seluruh stakeholder Bandara Soekarno-Hatta terhadap PMI yang sangat berjasa bagi Indonesia,” kata Erick.
Kedua, area help desk center di Terminal 3 yang dapat memberikan berbagai informasi kepada PMI pada saat kepulangan dari luar negeri. Ketiga, booth gallery untuk penjualan serta promosi dengan menampilkan produk-produk dari PMI yang telah kembali ke Indonesia dan telah menjadi wirausahawan.
Keempat, lounge di area Terminal 3 Internasional. Lounge itu dilengkapi fasilitas seperti halnya lounge eksekutif yang terdapat di bandara. Selain itu, di dalam lounge juga terdapat money changer yang dioperasikan oleh BNI untuk memudahkan PMI melakukan penukaran mata uang sesuai dengan negara tujuan.
Fasilias terakhir adalah seluruh media digital di dalam area Terminal 3 dapat difungsikan untuk menginformasikan program BP2MI untuk pelayanan dan perlindungan PMI.
”Terima kasih PT Angkasa Pura atas kerja samanya. Layak jika PMI diberi fasilitas khusus karena mereka pahlawan devisa,” ujar Benny.
Selain fasilitas khusus di Bandara Soetta, P2MI juga membuka Migran Clinic. Klinik kesehatan ini untuk memberi pelayanan prima bagi PMI di bidang kesehatan.
“Migran Clinic itu dibangun di Kantor BP2MI. Saya bermimpi klinik-klinik seperti ini dibangun di setiap UPT BP2MI, karena UPT-UPT BP2MI adalah kantor pelayanan,” ungkap Benny.
Di samping PMI, klinik ini juga bisa dimanfaatkan pegawai BP2MI, office boy/girl, security atau masyarakat umum yang membutuhkan layanan kesehatan. Klinik hasil kerja sama BP2MI dengan Kemenkes RI, BPJS Ketenagakerjaan, PT Taspen dan Rumah Sakit Bakti Kartiniini gratis alias tidak berbayar sama sekali.
Tak sampai di situ, BP2MI menyiapkan counter layanan prakerja untuk melayani masyarakat, khususnya bagi Purna PMI. Gerai layanan ini nantinya memberi fasilitas pendampingan sejak pendaftaran, pembelian pelatihan, pelaksanaan pelatihan sampai dengan penerimaan insentif Program Kartu Prakerja.
“Purna PMI tetap menjadi perhatian pemerintah. Kita berikan layanan terbaik buat mereka,” ujar Benny lagi. (*/adm)