BP2MI Kirim 560.684 PMI Sejak 2022, Sektor Manufaktur Tertinggi
JAKARTA – Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terus menggenjot kualitas sumber daya Pekerja Migran Indonesia. Data BP2MI per 18 April 2024, BP2MI sudah memberangkatkan 560.684 pekerja migran (baca grafis-red) sejak 2022 atau tiga tahun terakhir.
Perinciannya, tahun 2022 sebanyak 200.802 orang, tahun 2023 sebanyak 274.965 orang dan Triuwulan 1 2024 sebanyak 84.917 orang.
Dari database penempatan itu, yang paling dominan tersebar di Negara Kore Selatan, menyusul Jepang, lalu Jerman dan Kanada.
Pemberangkatan ribuan PMI ini menggunakan skema Government to Goverment (G to G), Private to Private (P to P), Mandiri dan UKPS.
Adapun sektor manufaktur yang paling dominan menarik tenaga PMI. Di Korea Selatan misalnya, menyerap PMI di sektor manufaktur sebanyak 8.811 pada tahun 2022. Tahun 2023 kemarin 8.346 PMI dan Triwulan 1 2024 sebanyak 2502 orang.
Setelah sektor manufaktur ada sektor perikanan yang juga mulai subur menyerap PMI. Data yang sama memperlihatkan tahun 2022 Korea Selatan menerima 2.734 PMI, lalu tahun 2023 3.142 PMI dan Triwulan 1 2024 sebanyak 27 PMI.
Nah, dilihat dari skema pemberangkatan, yang paling diminati yakni skema Private to Private menyusul Mandiri dan UKPS. Data menunjukan, skema P to P tahun 2022 sebanyak 163.699 PMI, tahun 2023 217.265 PMI dan Triwulan 1 2024 sebanyak 68.274 PMI.
Pada skema Mandiri tahun 2022 14.103 PMI, tahun 2023 sebanyak 19.023 PMI dan Triwulan 1 2024 sebanyak 4.763 PMI. Sedangkan skema UKPS tahun 2022 114, tahun 2023 415 dan Triwulan 1 91 PMI. Adapula data per 22 April 2024, skema SP2T terdapat 104 PMI.
Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengutarakan, pertumbuhan positif jumlah CPMI sejak 2022 merupakan konsekuensi logis dari gerak masif dan akselerasi revolusi pelayanan di tubuh BPMI.
Sejak dipercayakan Presiden Jokowi untuk menukangi BP2MI RI, Benny langsung tancap gas merombak budaya kerja dan pelayanan bagi PMI. Melalui sejumlah program perekrutan, pengembangan pelatihan dan pemberangkatan, BP2MI menempatkan PMI sebagai raja di mata Negara. Ideologi pelayanan ini mengubah mindset PMI untuk saling berbagi pengalaman dan menarik peminat baru untuk bekerja di luar negeri.
“Inilah buah dari budaya kerja kita sejak awal. Pertumbuhan angka penempatan PMI ke luar negeri harus dilihat sebagai konsekuensi logis budaya kerja kita selama ini. Upaya memperlakukan PMI sebagai anak bangsa yang harus benar-benar dilindungi menjadi indicator penting kenaikan jumlah PMI. Pada prinsipnya semua yang terbaik Negara harus buat unttuk anak bangsa. Terakhir kita sudah memperjuangkan revisi Permendag 36 mengenai Barang Masuk yang tentunya menjadi kado terindah untuk PMI kita,” jelas Benny Rahmdani.
Selain menelorkan beragam pelayan dan kebijakan untuk PMI, Benny juga menegaskan gerak sigap dan profesionalitas BP2MI menangani ratusan masalah yang dihadapi PMI, juga ikut mempengaruhi mindset generasi muda terhadap sikap Negara.
Benny menyebut sejak 2020 silam, BP2MI menangani 3.586 PMI yang sakit, lalu 107.642 MPI yang mengalami kendala dan memulangkan 2.456 jenazah PMI ke tanah Air. Ini semua kata Benny, bisa terjadi karena PMI sejak awal mengikuti prosedur sehingga memudahkan BP2MI melakukan tracking database.
“Itulah sebabnya kami berulang-ulang menghimbau CPMI agar mengikuti jalur resmi dan tidak terjebak calo, karena ketika ada masalah, BP2MI akan sigap melakukan tracking sebagai prosedur awal sesuai database PMI. Mari kita pahami anjuran mengikuti jalur resmi adalah cara Negara hadir untuk anak bangsa yang berkarya di luar negeri,” pesan pemungkas Benny Rhamdani.(***)