Gandeng Perguruan Tinggi dan Sejumlah Yayasan, Kepala BP2MI Perkuat Kerja Sama
BANDUNG – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani, dalam acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah Perguruan Tinggi dan Yayasan di Bandung, Kamis, (16/9/2021), menyampaikan bahwa kerja sama yang dilakukan merupakan wujud dari kolaborasi antara BP2MI dengan seluruh pihak.
“Banyak peluang kerja luar terbuka yang ada di depan mata kita, peluang kerja yang tinggi ini sebagai efek domino pandemi Covid-19. Jika momen ini kita tangkap, maka dapat menjadi solusi bagi masalah pengangguran di dalam negeri sekaligus dapat menjadi proses recovery keuangan bangsa Indonesia. Untuk itu kami mengambil langkah untuk menyiapkan PMI terampil profesional, salah satunya dengan penandatanganan Nota Kesepahaman dan PKS dengan seluruh pihak,” ujar Benny.
Lanjut Benny, memaparkan soal peluang kerja ini banyak tersedia di Jepang, Korea, juga Jerman, dimana berdasarkan undang-undang perlindungan warga negara asing yang baik, memiliki tingkat standar gaji yang tinggi sehingga menjamin keselamatan dan juga kesejahteraan para PMI di sana. Rata-rata penempatan program G to G, yaitu ke Korea dari sebelum masa pandemi Covid-19 sebanyak 6.921 (2018) dan 6.201 (2019).
”Sedangkan penempatan ke Jepang tahun lalu tercatat 641 PMI, penempatan ke Korea dan Jepang pada skema G to G ini, memiliki prospek yang luar biasa, dimana untuk jabatan Perawat dan Caregiver (pengasuh lansia) dan pada sektor-sektor manufaktur, memiliki gaji yang cukup besar, yakni mencapai 22 juta sampai 30 juta, dengan kontrak kerja sampai dengan 5 tahun. Ada juga kuota bagi PMI di Jepang sebanyak 70.0000. Mari kita manfaatkan semua itu,” kata Benny.
Melalui program pendidikan dan pelatihan, tambah Benny, dapat peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Mahasiswa. Seperti program magang bersertifikat di BP2MI, diseminasi informasi kepada Calon Pekerja Migran Indonesia dan/atau Pekerja Migran Indonesia terkait dengan peluang kerja di negara tujuan penempatan dan program pendidikan tinggi di Lembaga Pendidikan.
“BP2MI tidak bisa bekerja sendiri, jadi diperlukan kolaborasi dan sinergi dalam hal penempatan PMI yang terampil profesional, dengan menyediakan peningkatan keterampilan bahasa, dan kualifikasi kompetensi. Dengan kerja sama ini, kami ini meyakinkan untuk menangkap peluang kerja yang ada,” ucap Benny.
Selain itu, Kerja sama ini diapresiasi dan disambut baik oleh seluruh pihak, termasuk Pimpinan Yayasan LPPI Bandung, Yayasan Perguruan Teknik Nasional, Yayasan Ganesha Guru Nusantara, ITB STIKOM Bali, Dadang Hermawan.
“Terima kasih atas kerja sama ini. Tujuan kami sejalan dengan BP2MI untuk menyejahterahkan SDM. Kami juga telah mengembangkan program kuliah sambil magang di luar negeri. Sampai saat ini sudah ada sekitar 200 mahasiswa yang kuliah sambil magang di Jepang dan Taiwan. Masih sedikit lembaga yang mau menerima magang di luar negeri, karena itu kami yakin kendala ini bisa terselesaikan oleh BP2MI,” ujar Dadang.
Sekedar diketahui, melalui penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama (PKS), BP2MI bertujuan menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 untuk menyiapkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terampil dan profesional. Kegiatan ini dilaksanakan di Ballroom Hotel Trans Luxury Bandung, Kamis (16/9/2021).
Sebanyak enam yayasan menandatangani Nota Kesepahaman, yaitu Yayasan LPPI Bandung, Yayasan Perguruan Teknik Nasional, Yayasan Ganesha Guru Nusantara, Yayasan Widya Dharma Santi, Yayasan Runata, dan Yayasan Amal Salam Pancasila. Sedangkan lima institusi pendidikan menandatangani PKS, yaitu ITB STIKOM Bali, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Politeknik Nasional Denpasar, Politeknik Ganesha, dan STIE BIITM. (*/Amas)